Custom Search
Link

Sunday, April 16, 2006

SEMBUH SEKETIKA DENGAN TERAPI ALIF

Oleh : J.H. Alifulhaq
Ada anggapan yang umum di kalangan masyarakat bahwa penyembuhan dengan cara non medis dalam arti pengobatan alternatif adalah sesuatu yang luar biasa dan ajaib. Bahkan kalangan tertentu yang melakukan penyembuhan dengan cara berdoa, berzikir, wirid, bersemedi dan sebagainya yang berkaitan dengan Tuhan, mengklaim bahwa itu adalah mukjizat ( padahal mukjizat adalah karunia Allah hanya untuk para nabi ).
Sebenarnya kesembuhan dengan pengobatan tersebut bukanlah hal yang luar biasa, ajaib atau mukjizat, tetapi hal biasa bagi yang telah memahaminya. Hanya saja cabang ilmu yang mempelajari hal itu belum ada, sehingga belum bisa dipahami secara benar dan utuh. Mereka yang membuka praktek pengobatan alternatif kebanyakan tidak dapat memahami secara tepat, bagaimana sebenarnya proses penyembuhan itu terjadi. Kebanyakan mereka hanya mengira – ngira atau menduga – duga saja. Tidak mampu atau kurang tepat mendiagnosis penyakit si penderita, sehingga penyembuhannya terkesan kebetulan dan banyak tidak berhasil.

Sembuh Seketika

Suatu malam sebuah keluarga datang ketempat saya untuk suatu urusan, bukan untuk pengobatan, mereka adalah suami – istri dan dua anak yang sudah dewasa. Sang isteri bekerja disebuah harian terkemuka di Jakarta. Suami jalan terpincang dibantu tongkat, kaki kanannya sakit. Dia jelaskan secara runut tentang penyakitnya, sekitar delapan bulan sebelumnya betis kanannya sakit sekali sehabis main tennis, sampai dia pingsan. Menurut dokter, urat di betis kanannya putus, kemudian dibedah, sampai delapan bulan kemudian ke tempat saya, kakinya belum sembuh. Saya katakan padanya bahwa diagnosa dokter keliru. Saya yakinkan bahwa urat betisnya tidak putus, karena kalau uratnya putus , pasti dia sembuh setelah dibedah sekian lama.
Kemudian saya mendiagnosis penyakitnya tetapi dia setengah tidak percaya dengan diagnosis saya. Setelah saya minta dia lakukan sesuatu sebagai terapi, saat itu juga dia sembuh dan bisa jalan normal tanpa bantuan tongkat dan pulangnya dia sendiri yang bawa mobil, bukan anaknya lagi seperti sebelumnya.

Ratusan penderita yang sembuh seketika setelah saya tangani kebanyakan menganggap bahwa apa yang saya lakukan adalah suatu keajaiban, hanya sedikit yang bisa memahami diantaranya dokter yang berobat sendiri atau membawa keluarganya, tentu setelah mendengar hasil diagnosis dan hasil terapinya.

Diagnosa
Dalam kasus diatas saya berhasil mendiagnosis penyakit penderita setelah terungkap sejumlah hal penting dari hasil tanya jawab saya dengannya.
Saya jelaskan kepada penderita bahwa penyakitnya bukan disebabkan oleh urat yang putus, tetapi terjadi disintegrasi dalam dirinya sehingga menimbulkan konflik diantara bagian dalam dirinya. Akibatnya fungsi syaraf dan otot terganggu. Disintegrasi itu terjadi karena dia mengikuti olah raga latihan pernapasan suatu aliran. Apa yang dihasilkan dari latihan pernapasan itu, bertentangan dengan sistem yang telah ada dalam dirinya. Dalam kasus semacam ini, membedah otot, urat atau syaraf adalah pekerjaan yang sia – sia, malah sebaliknya menambah beban sakit si penderita.

Terapi
Terapi untuk penyembuhannya tinggal membuang biang kerok penyebab konflik secara tuntas, saat itu juga penderita lepas dari penyakitnya, langsung sembuh.
Meskipun proses terapinya berlangsung beberapa menit, namun cara mengangkat penyakitnya tidak sesederhana sebagaimana yang tampak di lahiriah, cukup rumit untuk dijelaskan secara verbal atau tulisan karena lebih banyak bersifat teknis praktis dalam alam yang masih dianggap abstrak oleh kebanyakan manusia. Seperti abstraknya konsep dimensi ruang-waktunya EINSTEIN bagi kebanyakan ahli fisika.

Untuk memudahkan pemahaman tentang terapi alif akan saya bandingkan dengan beberapa konsep pengobatan yang ada.

Terapi Alif – Kedokteran

Kodekteran memandang segala sesuatu dalam setiap diri manusia di titik beratkan pada proses fisis, sehingga kalau terjadi gangguan ditangani secara fisis pula baik dengan cara pemberian obat pada penderita maupun dengan cara pembedahan. Terapi Alif memandang bahwa dibalik proses fisis ada bahagian yang sangat penting dari manusia, yaitu jiwa.
Jiwa yang membuat manusia jadi hidup dan membuat setiap individu bisa hidup dan tumbuh. Jiwalah yang menentukan segalanya dari aktivitas setiap individu. Jiwa yang membuat individu manusia bisa merasakan sakit dan enak / sehat.
Kedokteran pada umumnya mengobati gejala sesuai dengan standar yang ada, dalam arti kalau tipus, gejalanya seperti ini, obatnya ini meskipun mereka belum menemukan kuman penyebab tipus. Apabila tidak sembuh juga baru diteliti lebih mendalam, apakah benar karena tipus atau bukan. Kalau tidak menemukan kuman tipus atau kuman tipusnya tidak mati setelah diberi obat antinya, dicari lagi tindakan medis apa yang harus dilakukan.
Ada pengalaman yang menarik mengenai kasus semacam ini. Seorang gadis kuliahan anak dokter spesialis senior di sebuah rumah sakit papan atas di Jakarta. Gadis tersebut sudah berbaring tiga minggu lebih di rumah sakit tempat bapaknya bertugas. Tim dokter yang menanganinya memastikan bahwa anak gadis itu kena tipus setelah dilakukan pengamatan dan penelitian yang mendalam dan detail, karena setiap sepuluh menit dipantau oleh tim dokter. Saya diminta tolong oleh teman dan keluarga dokter yang anaknya sakit. Dokter tersebut menjelaskan bahwa koleganya tim dokter yang menangani putrinya, menetapkan penderita harus cuci darah. Saya tegaskan pada dokter tersebut kalau tindakan itu diambil, anaknya tidak bisa ditolong lagi, pengalaman saya telah banyak membuktikan hal itu. Saya katakan juga, kenapa tim dokter ngotot bahwa penderita kena tipus padahal obat anti tipus yang mereka berikan tidak ada respon, apakah bukan hal yang mengada – ada mengambil tindakan medis yang belum jelas benar penyebab penyakitnya, akibatnya akan fatal. Saya tegaskan lupakan tipus. Sehari setelah kunjungan saya ke rumah sakit tersebut dokter senior yang bersangkutan lewat telepon bertanya tentang cara penyembuhan yang saya lakukan dengan diagnosa penyakit anaknya, diapun mantap tidak mengijinkan putrinya di cuci darah, hari berikutnya dia datang ke kantor saya minta air yang di doakan . Alhamdulillah, anak gadisnya selamat.


Terapi Alif – Psikologi

Bidang psikologi memandang jiwa sebagai gejala dan perilaku muara dari dorongan – dorongan dari dalam diri setiap individu.
Terapi Alif memandang bahwa jiwa adalah sesuatu yang hidup, punya otoritas sendiri, bisa mandiri atau terikat dalam suatu sistem yang membentuk kepribadian seseorang. Dasar pemahaman Terapi Alif, kepribadian adalah kumpulan banyak sekali jiwa yang terikat dalam suatu sistem berinteraksi satu sama lain dalam diri seseorang.
Penataan dalam alam jiwa inilah yang menjadi dasar pokok penyembuhan Terapi Alif. Apabila hanya jasad atau organ tubuh manusia yang diobati sementara jiwa yang merasakan sakit tidak ditata/diperbaiki, pasti penyembuhan tidak tuntas atau pengobatannya tidak akan membawa hasil. Sementara tubuh manusia / jasad / organ memiliki sistem pertahanan sendiri untuk menghadapi penyakit. Manakala terjadi disintegrasi dan konflik dalam jiwa yang membentuk pribadi seseorang, sistem pertahanan atau sistem kekebalan tubuh ini tidak bisa berperan. Jiwalah yang memerintah syaraf untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Ada satu contoh kasus menarik yang pernah saya tangani untuk menjelaskan hal ini.
Seorang pemuda calon dokter ( tiga bulan lagi dilantik jadi dokter ) datang ke saya dengan keluhan sakit di dada yang luar biasa selama setahun terakhir. Dia katakan, belakangan dorongan untuk bunuh diri semakin kuat karena putus asa atas penyakitnya yang tidak sembuh – sembuh. Dia telah mengobati dirinya, tidak kurang berbagai uji laboratorium dan tes lainnya untuk menemukan penyakitnya, tidak kunjung berhasil. Ke ahli psikologi klinis juga sudah, terakhir ke seorang profesor doktor bidang psikologi kondang di negeri ini dia lakukan. Kata profesor penyakitnya karena trauma sakit.
Resep yang diberikan oleh profesor sama dengan resep yang pernah dibikin untuk dirinya sendiri, tidak ada hasilnya juga.
Setelah mendengar diagnosa atas dasar konsep Terapi Alif tentang jiwa yang dibandingkan dengan pemahaman ilmu kedokteran dan psikologi, tampak ekspresi pemuda lebih banyak tidak percaya. Tetapi sesudah menjalani terapi beberapa menit saat itu, pemuda tersebut sembuh seketika tanpa merasakan lagi sakit dada yang diderita non stop selama setahun. Calon dokter itu hanya bergumam “Pantas banyak orang yang lari ke pengobatan alternatif”.


Terapi Alif – Pengobatan Oriental ( Cina Kuno )

Pengobatan Cina kuno meyakini bahwa dibalik proses fisis organ tubuh manusia ada kekuatan yang identik dengan energi yaitu energi yin dan yang, penentu kehidupan seseorang. Terapi Alif memandang dibalik jasad ada jiwa. Jiwa bukan sekedar kekuatan atau energi tetapi suatu sosok yang hidup, punya otoritas sendiri dan tersusun dari bukan energi tetapi dari sesuatu yang sangat mendasar dan membuat jiwa jadi hidup. Energi bukanlah hal yang sangat penting bagi jiwa, karena jiwa yang telah sampai pada tingkatan kesempurnaan tidak bisa lagi dijejaki keberadaannya dengan ada tidaknya energi. Boleh dikatakan bahwa jiwa yang mendekati tingkat kesempurnaan tidak lagi memiliki unsur energi dalam dirinya sehingga sulit mendeteksi tentang keberadaannya, dia tidak terikat oleh ruang dan waktu, kecepatan geraknya belum ada parameter yang kita kenal mampu mengukur kecepatannya.
Tetapi memang diakui bahwa kebanyakan jiwa mengikat energi, sehingga dengan sedikit kepekaan bisa diketahui keberadaannya.




Disintegrasi dan Konflik

Memahami disintegrasi dan konflik secara tepat dalam diri seseorang menjadi masalah mendasar dalam penyembuhan. Apa penyebab disintegrasi bagaimana terjadinya sehingga terjadi konflik yang menyebabkan sakit pada fisik dan jiwa. Dibahagian depan telah saya kemukakan bahwa dalam setiap diri individu terdiri dari banyak sekali jiwa yang terikat dalam suatu sistem / jaringan yang sangat rumit. Begitu ada aktivitas batin yang tidak selaras dengan sistem yang terbentuk oleh jiwa tadi, maka dengan sendirinya jiwa yang terbentuk oleh aktivitas batin tadi akan konflik dengan jiwa – jiwa yang membentuk sistem tadi baik sebahagian, maupun secara keseluruhan, tergantung bagaimana kuat, luas dan dalamnya pengaruh kegiatan batin individu yang bersangkutan. Kasus ini merupakan gangguan INTERNAL ( dari diri sendiri ).
Ada juga gangguan eksternal yang menyebabkan disintegrasi dan konflik misalnya kena santet , teluh, sihir dan semacamnya.
Kasusnya akan sangat rumit apabila gangguan / penyakit itu disebabkan oleh kombinasi antara gangguan internal dan gangguan eksternal. Apalagi kombinasi ini sudah menyatu dengan sistem jiwa yang ada, ibarat adonan kue, dimana tepung, gula, garam, telur, coklat dan sebagainya telah larut menjadi satu. Penyembuhan kasus semacam ini butuh waktu yang cukup lama, tidak bisa seketika, mungkin berhari – hari, beberapa minggu, berbulan – bulan, ada juga yang bisa setahun atau dua tahun. Sebab semua penyebab penyakit yang telah larut tadi, harus diurai kembali satu persatu misalnya, unsur gula, garam, telur, dan sebagainya yang menjadi masalah dalam adonan tadi harus diurai satu persatu. Karena jiwa yang sakit akibat kombinasi gangguan internal dan eksternal dicemari banyak sekali unsur.

Penyakit yang tidak bisa disembuhkan

Apabila sistem jiwa yang sakit tadi diibaratkan adonan kue, kemudian adonan tersebut sudah matang jadi kue, maka tidak bisa lagi diurai, sehingga tidak bisa lagi disembuhkan dengan cara apapun. Biasanya kasus semacam ini merupakan ketetapan Allah Ta’ala berupa takdir karena dosa dan kesalahan yang bersangkutan. Pengalaman saya mengobati orang, penyebabnya antara lain penderita durhaka / dosa kepada orangtua, dia tidak minta ampun pada orangtuanya sebelum orangtuanya meninggal. Ada juga penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini karena sistem dalam jaringan tubuhnya sudah rusak total, terutama jaringan syaraf baik oleh gangguan fisik maupun oleh konflik dalam dirinya dalam waktu yang cukup lama dan berlarut-larut.

Sembuh Seketika Karena Kasus Sederhana
.
Dari judul artikel ini, sembuh seketika tentu banyak yang tidak percaya karena belum membuktikannya sendiri. Penyembuhan seketika bisa terjadi karena kasusnya sederhana, ibarat kotoran yang menempel tidak terlalu kuat, tidak merusak jaringan / sistem jiwa penderita. Begitu kotoran itu diangkat, penderita langsung sembuh total saat itu juga. Banyak juga kasus penyakit yang tidak bisa sembuh seketika karena cukup berat dan rumit, tetapi pada saat pengobatan pertama kali penderita sudah merasakan tanda-tanda kesembuhan, artinya penyakit yang dideritanya sudah mendapatkan pengobatan yang tepat. Tinggal dia menjalani terapi dengan tekun dan sabar, teragantung berat ringan kasusnya.



Hubungan jiwa dan jasad

Jasad tubuh manusia ibarat sarang tempat jiwa terikat. Hubungan keduanya dijembatani oleh syaraf. Apabila ada konflik dalam jiwa maka terjadi error dan perintah yang disampaikan kepada syaraf untuk dieksekusi oleh jaringan tubuh akan error juga. Bisa saja si penderita merasakan sakit yang luar biasa pada organ tubuh tertentu, tetapi begitu di scan tidak ditemukan penyebabnya.
Bisa juga perintah yang error dari jiwa ini membuat organ tubuh jadi rusak atau tidak berfungsi lagi. Kasus semacam ini pernah dialami saudara sepupu saya sebelum saya menggeluti bidang penyembuhan. Dokter yang merawatnya di rumah sakit menyatakan dia gagal ginjal dua-duanya. Mau cuci darah secara rutin dan cangkok ginjal tidak mungkin karena sangat mahal, tidak mungkin mampu membiayainya. Kondisinya sangat parah, duduk bersandar saja hanya mampu beberapa menit, selebihnya berbaring. Dokter menyuruhnya pulang saja untuk menunggu hari-hari terakhirnya di rumah dengan tenang dan terus berdoa sebelum ajal menjemputnya. Tidak disangka setelah sebulan keluar dari rumah sakit, dia sembuh total kemudian kembali bertani.
Perintah error dari jiwa ini bisa juga membentuk citra semu dalam organ tubuh seseorang. Kasus semacam ini dialami kerabat dekat isteri saya. Dia berobat ke rumah sakit terkenal di Singapura. Hasil penyinaran dengan sinar X menunjukkan bahwa di empedunya ada batu yang cukup besar yang harus segera dikeluarkan dengan pembedahan secepatnya. Dokter ahli yang menangani memeriksa lebih teliti lagi si pasien sebelum dibedah, kumudian dilakukan penyinaran lagi dengan sinar X, batu empedu tidak tampak lagi, sehingga tidak jadi dibedah.
Kasus serupa pernah saya tangani juga. Seorang pasien koma sekitar seminggu di sebuah rumah sakit papan atas di Jakarta. Dari hasil scanning, terlihat ada tumor di otak pasien. Pihak rumah sakit membentuk tim dokter yang akan membedah pasien setelah pasien sadar dan agak kuat kondisi fisiknya. Saya mengobati penderita ini masih dalam keadaan koma. Beberapa hari berikutnya, penderita sadar dan kondisi fisiknya pulih. Tim dokter memeriksanya sebagai persiapan untuk pembedahan otak termasuk di scanning ulang. Tumor diotaknya tidak ditemukan lagi sehingga tidak jadi dibedah.
Dalam hubungan antara jiwa dan jasad, gangguan bisa juga akibat sebaliknya, misalnya organ tubuh sakit karena cedera, rusak, infeksi, terserang kuman penyakit, keracuanan dan sebagainya, tetap jiwa juga yang merasakan kesakitan. Kalau penyebabnya adalah murni fisik/jasmaniah, maka itu adalah urusan medis/kedokteran dan seharusnya bisa tuntas dalam pemnyebuhannya dengan tindakan medis yang tepat tentunya.

Berdoa
Bagi penderita, menjalani penyembuhan dengan Terapi Alif yang utama diminta berdoa yang sederhana, tidak ada amalan lain seperti wirid, semedi, mandi kembang, jimat/izim dan sebagainya. Adapun penyakit yang disebabkan oleh perilaku penderita yang menyimpang dari keyakinannya ada hal lain yang harus dipenuhinya sebagai syari’at, tergantung kasusnya, tetapi hal ini jarang saya temui dalam mengobati penderita yang datang pada saya. Misalnya anak yang durhaka pada orangtua, sementara orangtuanya masih hidup, dia harus datang pada orangtuanya untuk minta ampun dan harus mendapat ampunan dari orangtua dengan ikhlas. Itu syarat mutlak untuk kesembuhan. Banyak lagi hal lainnya menyangkut kasus yang memerlukan persyaratan yang harus dipenuhi, tidak akan diterangkan semua disini karena sangat banyak.

Kerjasama
Kasus-kasus yang saya ungkapkan dalam tulisan ini bukan untuk memojokkan bidang kedokteran atau profesi kedokteran, tetapi untuk membuka mata dan pikiran kita semua tentang realita yang ada dan persoalan yang sebenarnya agar penderita khususnya dan masyarakat umumnya tidak menjadi korban salah diagnosa dan salah terapi mengakibatkan kerugian yang sangat besar berupa jiwa dan harta.
Dari pembicaraan saya dengan beberapa dokter yang datang dan minta tolong kepada saya, mereka bisa memahami mengapa sejumlah kasus tidak bisa sembuh oleh bidang medis/kedokteran, sementara dengan Terapi Alif bisa sembuh total karena berbeda dasar pemahamannya sehingga berbeda juga cara penanganannya seperti saya jelaskan di bahagian depan tulisan ini. Saya tawarkan jalan yang terbaik adalah kerjasama antara kedokteran dengan Terapi Alif baik dalam aplikasi penyembuhan maupun pengembangan ilmu agar semua kasus penyakit dalam masyarakat bisa ditangani secara tepat dan benar, dalam arti hasilnya kesembuhan total. Saya yakin dengan kerjasama semacam ini perkembangan bidang pengobatan akan maju pesat kareana keduanya akan saling mengisi.
Tapi masalahnya, kebanyakan rekan-rekan yang menyandang profesi kedokteran merasa tabu dan suatu aib bila berhubungan dengan pengobatan alternatif yang terkesan sebagai praktek klenik.

Percaya tetapi tidak mengakui

Menghadapi dokter yang datang minta tolong, kadang-kadang menggelikan. Mereka percaya bahwa saya bisa mengobati dirinya atau keluarganya sampai sembuh, makanya datang pada saya. Tetapi pasien mereka yang tidak sembuh-sembuh atau tidak bisa tuntas dalam penyembuhannya tidak pernah dibawa kepada saya.
Ada seorang dokter kepala sebuah Puskesmas di Jakarta kabur dari rumah sakit yang telah merawatnya selama delapan hari. Kabur dalam arti bahwa dia belum dibolehkan pulang karena masih sakit dan tambah parah sakitnya. Kaburnya, langsung datang ke saya. Tubuhnya dibalut pakaian tebal berlapis-lapis dan tidak berani menyentuh air karena merasa sangat dingin dan menggigil. Saya obati, dia sembuh total saat itu juga. Dokter yang bersangkutan sebelumnya pernah datang ke saya dengan kasus, beser ( setiap sepuluh menit dia pipis ). Dia sudah janji dengan sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta, tiga hari lagi akan dibedah kandung kemihnya untuk mengangkat semacam polip penyebab penyakit dengan biaya jutaan rupiah. Penderitaannya sudah bertahun-tahun dan selama itu menenggak obat-obat secara rutin yang diakuinya mahal-mahal. Dengan Terapi Alif dia sembuh saat itu juga dan tidak jadi operasi dengan biaya jutaan rupiah.
Yang datang minta tolong pada saya ada juga kiyai dan segolongannya yang membuka praktek pengobatan serta konsultasi dan ada juga paranormal yang menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh diri mereka sendiri dan medis.
Kebanyakan yang datang pada saya adalah mereka yang hampir putus asa akibat penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter dan pengobatan alternatif, telah terkuras harta dan tenaga dalam berbagai bentuk pengobatan yang tidak membuahkan hasil apa-apa, malah dalam sejumlah kasus, penyakitnya menjadi tambah parah.

Taruhan nyawa
Membaca tulisan ini mungkin terkesan bahwa penyembuhan dengan Terapi Alif sangat sederhana dan gampang. Bagi saya yang melakukan penyembuhan, terjadi pertarungan yang menentukan di alam jiwa untuk menghadapi perlawanan kekuatan atau apapun bentuk penyebab gangguan penyakit pada pasien. Saya pernah mengalami sakit parah beberapa kali dan pernah juga merasakan hampir mati. Seringkali anggota keluarga juga diserang oleh kekuatan yang datang dari pasien yang sedang diobati. Adakalanya, pasien sudah sembuh total, tetapi urusan saya dengan kekuatan penyebab penyakit pasien masih panjang, bisa berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, malah ada yang sampai tahunan terus bertarung melawannya dengan taruhan nyawa. Mungkin anda bertanya mengapa tidak pakai pagar yang sangat populer pada pengobatan alternatif. Pemahaman saya yang mendasari Terapi Alif bahwa setiap diri manusia dan seluruh mahluk yang ada, dijaga dan dipelihara oleh Allah Rabbul’alamin sesuai yang ditegaskanNya sendiri dalam Al Qur’an. Memelihara dan menjaga setiap diri adalah hanya haq Allah, saya tidak akan berani dan tidak akan mau melampui haq Allah. Pengalaman saya mengobati orang menunjukkan kasus penyakit yang berat dan rumit kebanyakan akibat pagar-pagar semacam itu. Adapun penderitaan yang saya alami adalah ujian bagi keimanan saya dan begitulah ketetapan Allah, seperti yang dijelaskan dalam Al Qur’an, tidak cukup kamu mengatakan kami beriman, kamu akan diuji.

Nama Alif
Mengobati orang bagi saya adalah jalan pembukitan akan pemahaman dan keyakinan tentang Ketuhanan yang saya geluti sejak usia sangat dini. Jadi kemampuan mengobati orang tidak saya peroleh dari wangsit atau berguru khusus tentang pengobatan baik pada dukun maupun pada kiyai, tabib atau ustadz. Saya lakukan pengobatan atas pemahaman yang diajarkan oleh Allah dan rasulNya dalam AlQur’an dan Al Hadits tentang Allah, malaikat, manusia, iblis, syaitan, jin dan lainnya, terutama manusia dan interaksinya di alam jiwa.
Allah Yang Maha Agung menciptakan setiap diri manusia dari satu jiwa dengan karakter masing – masing yang ditetapkanNya. Hanya satu yang sama dari setiap jiwa yang diciptakan itu adalah pengakuannya bahwa Allah adalah Rabbnya tempat mereka berserah diri.
Konsep Terapi Alif adalah upaya mengembalikan jiwa penderita pada patron yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta saat diciptakan, terlepas dari dia beragama Islam atau bukan. Jiwa yang diciptakan oleh Allah ini senantiasa mendapat ilham dua hal yaitu kefasikan dan ketaqwaan. Kalau dia mengikuti ilham kefasikan, maka dia berada di sisi syaitan yang seharusnya menjadi musuhnya. Apabila dia mengikuti ilham ketaqwaan maka dia berada di jalan Tuhan yang menciptakannya.
Kata alif diambil dari bahasa Arab yang berarti pertama atau utama. Terapi Alif berpatokan pada proyeksi jiwa pertama yang diciptakan. Jadi terapi alif adalah upaya pengembalian pada kemurnian jiwa yang diciptakan pertama kali untuk setiap diri dengan sifat dan karakter masing-masing. Dia inilah yang kembali kepada Sang Pencipta dan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang melekat pada dirinya sebagai wujud amal perbuatannya selama hidup di dunia. Apakah dia ingkar janji pada Penciptanya atau tidak itulah persoalan pokoknya.
Jadi Terapi Alif bukan sekedar mengobati penyakit, tetapi pada hakekatnya adalah jalan menuju pemurnian jiwa/pembersihan jiwa yang akan dirasakan oleh siapapun yang menjalaninya. Begitulah yang dirasakan oleh mereka yang pernah menjalani Terapi Alif, dan terus memelihara diri dari penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan disintegrasi dalam dirinya.

Lido Bogor, 6-4-2006


Melihat sendiri penyebab penyakit
Kebanyakan penderita yang menjalani penyembuhan dengan Terapi Alif bisa melihat sendiri apa penyebab penyakitnya. Misalnya kalau dia kena santet atau sihir dan semacamnya penderita bisa melihat sendiri dengan jelas siapa yang menyantetnya. Penyantetnya melakukan sendiri atau menyuruh orang lain, dukun misalnya. Penderita juga akan melihat siapa dukunnya, dimana rumahnya, bagaimana cara menyantetnya, menggunakan media apa dan dibayar berapa untuk itu. Informasi lainnya bisa diketahui sendiri oleh penderita kenapa dia disantet. Penyebab lainnya misalnya penyakit keturunan dan kekuatan apapun yang dicarinya sendiri untuk pagar diri, bela diri, pengasih, susuk dan sebagainya bisa juga dilihat penderita secara jelas.

CATATAN :
Saya telah membahas secara mendalam dan detail tentang syetan, jin dan Iblis, seperti apa mereka, bagaimana kehidupan mereka dan dimana mereka hidup, bagaimana interaksinya dengan setiap diri anak manusia yang mengakibatkan berbagai masalah bagi setiap anak manusia.
Saya juga membahas secara mendalam dan detail tentang jiwa setiap anak manusia, apa yang dimaksudkan dengan jiwa manusia, dimana keberadaan mereka, perannya yang sentral bagi setiap diri anak manusia, persoalan yang dialami oleh anak manusia ketika jiwanya error terutama kaitannya dengan penyakit nonmedis atau medis, apa yang membuatnya error dan bagaimana cara atau upaya memperbaikinya dalam arti penyembuhannya.
Semuanya saya bahas menggunakan fakta empiris yang saya peroleh selama menggeluti penyakit nonmedis 30 tahun lebih.
Untuk informasi tentang kedua buku tersebut silahkan klik ini
BUKU TERAPI ALIF

TOP SELLING BUKU TERAPI ALIF

3 comments:

Anonymous said...

Assalamu'alaikum, salam dari saudara Islammu di Johor Malaysia.
Persoalan jiwa bagi saya suatu yang abstrak apatah lagi semacam ada kekhuatiran untuk mengkaji dan mengenalinya. Namun saya rasa amatlah mustahak kita mengenali diri ini agar bisa mengenali Tuhan pencipta. Dalam alQuran seakan ada ayat yg "melarang" kita bertanyakan tentang roh. Adakah yang dimaksudkan di sini ialah jiwa. Harap saudara dapat buat sedikit penjelasan. Terima kasih.

Anonymous said...

Assallamualaikum Pak Alif..
Saya baru saja menemukan blog anda
dan sungguh sangat menarik metode terapi yang bapak berikan
Apakah saya juga bisa mengikuti terapi ini ?
Terima kasih

Wassalam
Indra

Jusuf Hakim said...

Wa'alaikussalam wr wb.
Maaf saya baru bisa menjawab setelah sekian lama absen hadir di blog saya ini.
Untuk sdr Ahmad Said, saya bisa jelaskan bahwa dalam Al Qur'an secara tegas dibedakan antara jiwa dan ruh. Jiwa disebut sebagai An Nafs, sedang ruh disebut Ar Ruh. Jiwa dan ruh tentu saja berbeda. Jadi Allah Ta'ala tidak melarang hambaNya membahas tentang jiwa. Silahkan baca semua tulisan saya di blog ini agar bisa lebih jelas.
Untuk sdr Indra saya jelaskan, tujuan utama saya posting artikel di blog ini adalah berbagi pengalaman untuk pencerahan. Kalau ada yang bisa memahami methode dan ilmu yang saya ungkapkan disini, kemudian menerapkan untuk mengobati diri sendiri atau orang lain, tentu saya sangat bersyukur.
Paling tidak, apa yang tulis disini memberi gambaran yang jelas tentang pengobatan agar penderita tidak rugi lahir dan bathin akibat salah diagnosa dan salah terapi.

Wassalam

JH Alifulhaq

 
Free Blog CounterEnglish German Translation